Maskot Naga, Phoenix, Kirin (Ji Xiang Wu Tu)

Ini adalah sebuah kenyataan bahwa manusia seringkali menjadikan sebuah obyek menjadi maskot, simbol atau lambang. Sebagai contoh yang sering anda temui pada akhir artikel saya: "Enjoy, peace and love from Sukra". Maskot yang ada pada masyarakat secara umum berupa hewan, tumbuhan (bunga, buah), benda kerajinan tangan, langit alam bintang semesta dan kaligafi (huruf, gambar, atau tulisan).

Pada kesempatan ini, saya mencoba mengambil beberapa maskot dari binatang yang mana merupakan binatang imaginasi atau "tidak nyata". Binatang yang terpilih yaitu naga atau liong (Long), burung phoenix atau burung hong (Feng Huang), dan kirin (Qi Lin) karena menurut saya mereka adalah bagian dari indentitas budaya peradaban China.

Dalam literatur naga dikisahkan sebagai maskot yang telah tertera di kitab Yi Jing kuno 5000 tahun yang lalu, sebagai binatang bertuah yang mana menjadi maskot dewa, leluhur bangsa China. Naga dikatakan memiliki 3 bagian yang sama panjang yaitu bagian kepala hingga lengan, lengan hingga pinggang, dan pinggang hingga ekor; dan merupakan penggabungan dari 9 binatang yaitu rusa menjangan (tanduk), onta (kepala), kelinci (mata), ular (leher), kerang(Tridacna gigas) (perut), ikan (tubuh yang bersisik), elang (cakar), macan (telapak kaki), sapi (telinga). Akan tetapi menurut Kongbaba yang melihat dari fisiknya, naga merupakan jenis binatang dinosaurus yang telah punah, buaya (Alligator sinensis) atau biawak besar (varanus spp). Catatan: sisik pada naga umumnya berjumlah 117 yang mana 81 sisik bersifat Yang dan 36 sisik bersifat Yin.

Phoenix merupakan maskot raja dari para burung. Burung phoenix didiskripsikan dalam literatur adalah penggabungan beberapa binatang seperti burung walet (wajah), ular (leher), kura-kura (punggung pundak), bulus (perut depan), bangau (dahi), ayam jantan (paruh), angsa (Anser cygnoides) (dada), ikan (ekor), rusa (kaki belakang). Ada juga yang mendeskripsikan phoenix dengan burung angsa (kepala), bebek Tiongkok (Aix galericulcata) (pikiran), bangau putih (Egretta intermedian) (kaki), burung merak (Pavo cristatus) (ekor), burung beo (paruh), burung walet (sayap). Sebagian orang berpandangan, phoenix adalah inspirasi dari ayam kalkun (Meleagris ocellata), sedangkan dari Kongbaba lebih condong pada burung onta (Struthio camelus), burung kasuari (Casuarius spp), atau burung cenderawasih (famili Paradisaeidae).

Binatang selanjutnya yaitu kirin yang mana dipercaya sebagai binatang bijaksana dan disimbolkan sebagai anak cucu yang berbakti. Kirin yang jantan disebut Ki dan betina disebut Rin. Kirin digambarkan dengan tubuh berbadan rusa (elaphurus davidianus), berkaki kuda, berekor sapi, kuku bulat, kepala serigala dengan sebuah cula yang berisi atau berotot. Sehingga banyak orang mengatakan kirin adalah insiprasi dari kijang kencana (Muntiacus muntjak), kambing hutan (Lie Ling) (Capricornis Sumatraensis), atau antilop (Cephalophus spp) . Sedangkan menurut Kongbaba lebih menyerupai badak dari Jawa yang bercula satu (Rhinocerus sondaicus).

Kirin persepsi umum yang mana menyerupai singa dan sering dipertunjukan (barongsai) adalah persepsi dari singa (Panthera Leo). Karena sudah terlanjur saya lanjutkan saja sebagai informasi. Singa yang berada di pintu bagian kiri dan dan kaki kirinya menginjak bola api adalah singa jantan yang bermakna proteksi akan ancaman luar; sedangkan, yang berada di pintu bagian kanan dan kaki kanannya menginjak anak adalah singa betina yang berarti melindungi keluarga.

Ada kirin versi lain lagi yaitu kirin yang berbadan singa dan memiliki tanduk. Kirin ini dahulunya diimaginasikan dengan jerapah yang mana dapat dilihat dari bahasa Jepang atau Taiwan.


Bagaimana dengan anda? Hewan-hewan diatas dideskripsikan sebagai apa?

Kongbaba teringat akan perkataan dari Liesinse yang saya sendiri tak mengerti:

Maskot adalah petuah sehingga jangan disalah gunakan karena dapat menimbulkan bencana. Petuah Tiongkok "Long Fei Feng Wu, Ma Ta Fei Yan", sedangkan pada tahun tikus (Wu Zi) dengan pepatah "Chuan Zhen Xiong Mao, Ao Huo Shui Niao" menjadi kesan sebuah paradoks bencana.

O yah, binatang yang disebut Kongbaba ternyata ada di Indonesia semua lohhh: Komodo (biawak besar) di pulau Komodo, badak bercula satu di Ujung Kulon, kambing hutan di Sumatra, burung kasuari dan burung cenderawasih yang terdapat di Irian dan Maluku.

Selamat tahun baru "Gong Xi Xing Chun Wan Shi Ru Yi"
Selamat tahun baru imlek semoga lancar dan sukses.

Kongbaba menginformasikan dari catatan Liesinse:

Pada masa kerajaan di Tiongkok, tahun baru disebut Guo Nian (lewat tahun) jatuh pada hari Li Chun (4 Februari) sebagai hari pergantian shio. Presiden Tiongkok Republik pertama sementara, Sun Zhong San, pada tahun 1912 memberlakukan sistem kalender internasional (Gong Li). Sedangkan, penggantinya presiden Yuan Shi Kai pada tahun 1913 menetapkan Nian Zhu Yi (tanggal 1 bulan 1) kalender lunar (Jiu Li) sebagai hari Chun Jie yang sekarang dikenal dengan tahun baru imlek. Catatan tahun sejarah Tiongkok diawali dengan tahun Gong He yaitu tahun monyet (Gen Shen) 841 SM. Hal yang membingungkan buat saya, Chun Jie atau tahun baru imlek bukan hari raya keagamaan. Sedangkan, di Indonesia yang pada tahun 2002 lalu Chun Jie ditetapkan sebagai hari libur nasional, ternyata dikaitkan dengan kelahiran Kong Zi yaitu 551 SM. Tak percaya, coba hitung sendiri yang mana pada tahun ini 2009 merupakan Chun Jie yang ke 2560.

Jika ada kesalahan persepsi, mohon dimaafkan dan tolong diberikan masukan.

Enjoy, peace and love from Media.

Referensi photo:




1 komentar:

agen bola mengatakan...

Hopefully this article useful for the writer, and for society

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
:f :D :) ;;) :x :$ x( :?
:@ :~ :| :)) :( :s :(( :o

Posting Komentar

Grab this Widget ~ Blogger Accessories Custumized by Yuniarto Rahardjo
 

Banner PremiumYang terpasang

Pengikut

Template by: Gilang Rizky